Info Bos - Portal Berita Online Terpercaya

Teror Bom yang Terjadi di Kampung Melayu Dianggap Rekayasa ~ INFO BOS88

27 Mei 2017

Teror Bom yang Terjadi di Kampung Melayu Dianggap Rekayasa



   Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menanggapi sejumlah netizen yang berkicau bahwa teror bom terjadi di Kampung Melayu hanyalah sebuah rekayasa. Tito pun menganggap orang-orang yang berkata demikian itu tidak memahami soal budaya terorisme yang berkembang ini, tak hanya di Indonesia, melainkan di belahan dunia lainnya. Informasi terbaru di kutip oleh infobos.

   "Kalau mereka katakan hal itu rekayasa, berarti mereka tidak paham jaringan ini. Hanya teman-teman intelijen saja yang paling tahu betul bagaimana dinamika kelompok ini, mana yang aktif dan mana yang tidak aktif," ujar Tito dalam acara "Rosi" yang bertajuk "#KapolriDiRosi" pada hari Jumat (26/5/2017) malam.

   Dalam peristiwa bom teror, Ditemukan tiga polisi yang gugur dan 12 orang lainnya mengalami luka serius. Jadi Tito mengatakan, mustahil polisi mau mengorbankan nyawanya sendiri untuk merekayasa suatu kejadian ledakan bom. Bahkan sutradara sehebat apa pun tidak akan sanggup untuk merekayasa kasus seperti itu.

   Tito Karnavian memang sudah cukup lama menangani kasus terorisme ini, mulai dari ia menjadi Kepala Densus 88 Antiteror hingga menjadi Kepala Badan Nasional Penganggulangan Terorisme (BNPT). Jadi Tito sudah lama memahaminya dengan betul atas ancaman ini yang menjadi fenomena global. Bahkan Tito juga membandingkan serangan teror bom Kampung melayu dengan serangan bom di kawasan MH Thamrin yang terjadi pada awal tahun 2016 lalu.

   Saat itu, memang ada aksi heroik antara polisi yang kejar-kejaran dengan pelaku dan juga saling tembak. Semua orang yang berada disana bisa melihat langsung, baik di lokasi maupun di televisi. Sementara itu, hanya ada beberapa orang yang melihat langsung peristiwa pengeboman di halte Kampung Melayu. Bagi mereka yang tidak berada di lokasi tersebut, kata Tito mungkin orang itu menganggap adanya keganjilan.


   Saat ini kelompok teroris sudah semakin canggih karena mereka memiliki pendukung sekaligus mempunyai sistem jaringan yang canggih dengan kemampuan untuk mengelola media sosial dalam rangka glorifikasi kelompok pelaku teror, dan mendeligitimasi pemerintah.

   Jika Polisi perang melawan terorisme sebenarnya adalah bagaimana memenangkan simpati publik. Jika ada dukungan melawan teroris itu muncul, maka kelompok polisi ini pun tidak bisa menang. Sebaliknya, jika masyarakat simpatik kepada teroris maka kelompok tersebut merasa mempunyai dukungan untuk melakukan aksi susulan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

kartubos.com adalah situs poker online uang asli terbaru
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Arsip Blog