Front Laskar Nusantara mengkritik sikap Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang mendukung salah satu pasangan calon gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Hal itu juga ditegaskan oleh Ketua Front Laskar Nusantara bernama Paulina. Karena dinilai penyelenggara negara tidak sepantasnya mendukung salah satu calon tersebut.
"Saya sangat berharap kepada Jusuf Kalla, seharusnya ia menempatkan diri sebagai seorang negarawan dan partner daripada Bapak Presiden Joko Widodo Republik Indonesia," kata Paulina kepada wartawan InfoBos, di Istana Wapres Jakarta, Sabtu (13/5/2017).
Dukungan Jusuf Kalla kepada pasangan Anies-Sandi sebelumnya diungkapkan oleh Ketua Umum PAN sekaligus sebagai Ketua MPR bernama Zulkifli Hasan mengatakan, bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akhirnya menyetujui Anies Baswedan sebagai calon gubernur atas intervensi dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Zulkifli menjelaskan, pada waktu itu jam 12 malam sampai dengan jam 1 pagi, memang ada intervensi dari Pak JK. Jadi saya langsung terus terang bahwa Pak JK boleh saja tidak mau mengakuinya hal ini, dan saya mendengar teleponnya itu dengan jelas, bahwa Pak JK lah yang meyakinkan sehingga intervensi tersebut berubah.
Menurut Paulina, sikap seorang Jusuf Kalla yang sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) justru tidak berkomentar banyak ketika banyak spanduk yang berisikan 'Pendukung Ahok Tidak Boleh Dishalatkan di Masjid'.
"Seharusnya sebagai seorang negarawan itu saya pikir seharusnya Jusuf Kalla harus bersuara pada saat itu, Jadi kenapa JK tak bersuara? Ada apa ya?" katanya.
Pakar dari hukum tata negara bernama Margarito Kamis menilai apa yang sudah dilakukan oleh Jusuf Kalla itu jelas memperlihatkan ketidaksolidan antara Presiden dengan Wakil Presiden. Karena ada masalah komunikasi antara Presiden dan Wakil Presiden. "Ini politik bisa rame, padahal mereka satu paket kok bisa beda haluan ya?" ujar Margarito.
0 komentar:
Posting Komentar