Info Bos - Portal Berita Online Terpercaya

Akhirnya Miryam Mulai Terseret Dalam Kasus Penyiraman Air Keras Terhadap Novel Baswedan ~ INFO BOS88

18 Mei 2017

Akhirnya Miryam Mulai Terseret Dalam Kasus Penyiraman Air Keras Terhadap Novel Baswedan


Penyelidikan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sudah berjalan satu bulan. Namun Polisi juga belum mengantongi nama terduga pelaku di dalam kasus ini. Meski demikian, kini penyelidikan mengarah ke mantan Politikus Hanura bernama Miryam S Haryani. Dugaan Miryam terlibat mengacu kepada kasus yang tengah diusutkan oleh  Novel soal korupsi e-KTP. Saat itu, Miryam merupakan salah satu saksi kunci korupsi mega proyek yang merugikan negara hingga Rp 2 triliun.

Demikian kasus tersebut diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. "Penangkapan saudari Miryam, selain permintaan dari KPK, yang bersangkutan ini juga mempunyai head to head dengan saudara Novel. Jadi kami segera melakukan penangkapan dan dilakukan pendalaman oleh anggota kepolisian. Apakah mungkin yang bersangkutan ini mempunyai orang yang berpotensial melakukan aksi kejahatan ini tersebut," ujar Kapolri kepada wartawan InfoBos di Jalan Medan, Jakarta, hari Rabu (17/5) Kemarin.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes bernama Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, penyidik KPK dan kepolisian tak hanya memeriksa Miryam terkait kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Melainkan, segelintir orang yang perkaranya tengah ditangani oleh Novel. "Kan Novel pernah menangani kasus ini, nah kita harus tanya itu, kasus-kasus yang sudah ditangani oleh Bapak Novel itu apa saja? Misalnya yang sudah terjadi itu apa ya kira-kira? Dan ada yang sakit hati atau enggak di situ? Punya potensi semua di situ, Jadi hal itu perlu kita lakukan penyelidikan di situ," jelas Argo.

Menurut Argo, segala kemungkinan bisa saja terjadi dalam kasus ini. Bahkan, salah satu kemungkinan kasus yang menyedot perhatian publik adalah dugaan korupsi e-KTP. "Kami pun juga disuruh oleh KPK, misalnya disuruh bantu untuk mencari yang melakukan interview itu siapa. Kita kira ada potensi enggak kira-kira dengan Bu Miryam itu? Siapa yang menyuruhnya? Siapa yang melindunginya? Jadi itu perlu kita selidiki. Ya, pokoknya kami akan melakukan penyelidikan semuanya. Mungkin ada yang pernah sakit hati di sana, kita juga dalami masalahnya seperti apa," jelasnya kepada wartawan InfoBos ,di Jakarta.


Sebelum peristiwa penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, Dia pernah menjadi saksi di dalam persidangan kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat. Sejak itu, Majelis Hakim mengkonfrontir kesaksian Novel dengan Miryam. Keduanya pun saling membantah. Di depan Majelis Hakim, Miryam mengaku mendapat tekanan saat diperiksa oleh Novel di gedung KPK. Miryam merasa pusing dan sempat muntah-muntah karena ada bau durian yang keluar dari mulut Novel.

Kemudian pemeriksaan kedua, Dia pun juga  mengaku ditekan oleh Novel pada saat pemeriksaan yang sedang berlangsung di ruangan berukuran 2x2 meter. Kemudian dia ditinggal oleh penyidik. "Pemeriksaan kedua juga saya masih tertekan juga. Masih trauma dengan omongannya itu. Dari pagi sampai maghrib sering ditinggalnya. Saya ada dikasih makan kok, tapi saya ditinggal terus," ucap Miryam.

Kemudian memasuki pemeriksaan ketiga, Miryam sendiri meminta pemeriksaan berjalan lebih cepat. Karena ia mengaku semakin tertekan. "Saat itu saya suruh dia lakukan pemeriksaan ini dengan cepat-cepat, karena waktu itu saya di telepon, bahwa ibu saya sedang sakit," ucap Miryam.

Pengakuan Miryam itu dijawab dengan santai oleh Novel. Ia mengungkapkan segala tuduhan Miryam ke arahnya tidaklah benar. "Dia bilang kepada saya kalau ibunya itu sedang sakit, jadi saya pun tahu pada saat itu. Untuk soal mulut saya yang ia bilang bau diruan. Saya memang ada makan kue dari rekan saya. Tapi saya tidak makan durian, karena tidak boleh membawa makanan ke dalam gedung KPK," ucap Novel.

Untuk ancaman penangkapan seorang Miryam pada pemeriksaan pertama, Novel membenarkan hal tersebut. "Dalam proses operasi tangkap tangan pada sejak tahun 2010, saksi ada dalam proses penyadapan, dan berbicara soal uang. Yang artinya penyidik berkeyakinan sekali dia terbiasa menerima uang. Saya rasa bukti rekaman itu untuk di lanjutkan ke proses penyidikan nanti," kata Novel.

Sebelumnya, Miryam sendiri mempunyai peranan penting di dalam mega korupsi e-KTP. Karena ia berperan sebagai orang yang membagi-bagikan duit sebesar USD 23.000 ke sejumlah anggota di Parlemen. Tak lama kemudian, Novel Baswedan sendiri disiram oleh orang yang tidak di kenal dengan air keras, pada saat Novel usai menunaikan salat Subuh di Mesjid Al Iksan di Jl Deposito Rt 03 Rw 10, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

kartubos.com adalah situs poker online uang asli terbaru
Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Arsip Blog