Berita Nasional - Seorang wanita asal Thailand bernama Suthida Saengsumat berusia 20 tahun didiganosis HIV positif pada usianya yang masih berusia muda 8 tahun. Eanita ini didiagnosis penyakit yang mematikan bahkan bisa membuat hidupnya semakin hancur. Apalagi penyakit itu belum ada obatnya, semangat untuk berjuang hidup pun akan menurun.
Media Bangkok Post melaporkan bahwa aengsumat sejak kecil yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) menolak untuk di vonis dan melakukan tes HIV 12 tahun lalu. Bahkan guru-gurunya memaksanya untuk ikut tes, karena ayahnya baru saja meninggal dunia akibat AIDS dan ibunya memiliki alergi yang amat serius. Maka ia pun didiagnosis HIV positif pada pemeriksaan pertamanya. Meskipun ia tidak diberikan tes kedua untuk memverifikasi, Saengsumat langsung diberikan obat-obatan antiretroviral harian.
Penderitaan Saengsumat semakin bertambah, dan akhirnya ia pun dikeluarkan dari sekolah karena tidak tahan menerima perlakuan diskriminatif dari guru dan teman-temannya. Tak lama setelah putus sekolah, Saengsumat pun menikah di usia 15 tahun, dan hamil melahirkan anak pertamanya meskipun sudah menggunakan kontrasepsi. Ia juga di uji apakah bayinya itu ada terkena penyakit HIV, hasilnya pun negatif.
Saengsumat kemudian menguji dirinya sendiri dan ia pun terkejut melihat hasilnya. Hasil uji HIVnya itu tidak memiliki penyakit tersebut. Kemudian ia pun memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi obat-obat antiretroviral. Jadi ia pun meyakinkan bahwa kondisi dirinya masih sehat, dan akhirnya Saengsumat kembali melakukan tes HIV. Hasilnya pun tetap negatif.
Akhirnya Saengsumat pun merasa lega karena hasil tesnya bagus, dan anak-anaknya tidak perlu malu lagi karena ia tidak menderita penyakit Aids. Namun ia merasa salah didiagnosis selama 12 tahun lalu, dan akhirnya ia pun mengajukan tuntutan pada Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand.
0 komentar:
Posting Komentar