Berita Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan bernama Susi Pudjiastuti menanggapi dingin soal statement Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang mempertanyakan kebijakan pemberantasan illegal fishing. Dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR dua hari yang lalu, Luhut meminta pada Susi segara menyusun langkah agar ikan-ikan yang ada di laut bisa ditangkap sehingga tidak kabur ke perairan negara lain atau mati dimakan oleh predator. Sebab, ikan-ikan tidak memiliki agama dan kebangsaan.
Kemudian Susi kepada wartawan InfoBos menjelaskan, dirinya tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh Beliau (Luhut) terkait rencana kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dikaitkan dengan ikan yang tak beragama dan berkebangsaan. Di Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Luhut Binsar Pandjaitan juga mengingatkan keberadaan ikan di teritorial Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) suatu negara sudah diatur oleh hukum internasional dan menjadi hak negara bersangkutan.
Susi menyatakan, ikan-ikan yang hidup di dalam laut pasti akan mati. Namun ia mengingatkan bahwa ikan bisa bertelur atau beranak sebelum mati, dan tidak mungkin Maximum Sustainable Yield (MSY) atau hasil tangkapan ikan terus naik dari tahun ke tahun. Kalau ikan migrasi emang ada, tapi tidak semua ikan migrasi hanya di dapat ikan tuna saja. Jadi Menko Luhut tidak mengetahui dan kurang informasi dari siklus makhluk hidup ekologi dari perikanan.
Meski Luhut menilai perang melawan illegal fishing berhasil, Susi justru merasa perang ikan ini belum selesai. Karena masih banyak kapal-kapal asing yang masuk ke wilayah laut negara Indonesia dan mencuri sumberdaya perikanan di dalamnya. Yang jelasnya kalau ikan berenang di ZEE Indonesia berarti itu milik negara ini.
0 komentar:
Posting Komentar