Kartubos - Ketua pengurus Dewan Keluarga Masjid (DKM) Al-Jihad, Edy Purwanto mengatakan, pemasangan spanduk itu merupakan kesepakatan bersama dari dewan pengurus masjid. Dia juga sempat membantah dengan pemasangan tersebut yang dikaitkan dengan kampanye untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Edy menegaskan, pemasangan spanduk itu terpicu dari sikap jemaah yang masih selalu mendukung dan membela Ahok.
Isi spanduk itu, merupakan suatu bentuk keprihatinan atas akidah dari sebagian umat Islam yang membela Ahok meskipun, terdakwa kasus penodaan agama. "Ini terbukti sekali, karena dengan adanya saudara kita yang mengaku beragama Islam tapi loyal kepada penista agama,” kata Edy.
Semenjak dipasang pada waktu satu minggu yang lalu, pengurus masjid belum mempraktikan pesan dari spanduk yang dipasangnya itu. Mereka pun sesungguhnya, tidak mengetahui siapakah warga yang berada di kawasan sana yang telah mendukung Ahok.
Pemasangan spanduk itu, sempat dihebohkan dengan kritikan dari warga sekitar. Salah satu warga yang bernama Alam Z (31) mengatakan, dirinya aneh dengan pemasangan spanduk itu. Karena isi spanduk itu sudah terkesan berbau politis. Disebabkan pemasangan itu berbarengan yang sudah mau mendekati masa pemilihan gubernur ibu kota DKI.
"Sebelum pilkada dimulai, belum ada larangan dan spanduk seperti itu. Saya langsung tidak setuju, karena dipikir-pikir tidak masuk akal. Mana ada Majid yang melarang umatnya untuk memilih gubernur seperti Ahok yang tidak beragama Islam. "Kenapa tidak muncul dari dulu saja?" Tegas Alam.
Selain Majid Al-jihad, Bahkan, ditemukan juga sejumlah masjid lainya di sekitar kawasan Setiabudi memasang spanduk yang sama. Di antaranya adalah Masjid Mubasysyirin dan Masjid Al-Ikhlas yang lokasinya ada di kawasan Karet Setiabudi, Jakarta Selatan.
