Saat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan di acara pelantikan pengurus Partai Hanura, Dirinya menyinggung persoalan demokrasi yang sangat terlalu bebas dan sering kebablasan terjadi pada belakangan ini, seperti demokrasi yang kebablasan itu bisa membuka peluang manuver politik yang ekstrem. di Gedung Sentul Internasional Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, Rabu ini.
Menurut Presiden Jokowi, Demokrasi kita ini sudah terlalu kebablasan dan memberikan contoh praktik demokrasi politik yang tidak benar, ini bisa membuka peluang artikulasi politik menjadi ekstrem seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sektarianisme dan yang lain bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Maka, Menurut Jokowi, manuver-manuver yang sudah dilakukan pada belakangan ini, muncul isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan, Antargolongan). Dirinya menegaskan isu itu harus segera dihentikan agar tidak merusak nama bangsa dan negara Indonesia.
"Penyimpangan itu sudah mengambil bentuk nyata seperti politisasi SARA. Ini harus kita ingatkan, jangan sampai terjadi dan harus dihindari. Seperti yang tadi disampaikan oleh Pak OSO (Oesman Sapta Odang), bca kebencian, fitnah, hoax (kabar bohong), saling memaki, saling menghujat, kalau begini terus-menerus, maka bisa terjadi pecah belah bangsa kita," jelas Jokowi.
Meski demikian, maka Jokowi meyakini hal ini merupakan suatu ujian yang harus dihadapi bangsa, dan dia menyebut Indonesia akan lebih dewasa bila ujian bisa dilalui dengan baik dan benar.
